Wednesday 18 November 2009

Aliran Rekontruksi

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses pemindahan ilmu dari suatu generasi ke generasi selanjutnya dalam rangka pelestarian kebudayaan. Oleh karena itu sebuah pendidikan haus selalu dinamis dalam mencapai tujuannya.
Penilaian dalam bidang pendidikan dalam rangka pengembangannya berlangsung seperti suatu diskusi yang berkepanjangan. Agar diskusi yang berkepanjangan itu dapat diikuti dan dipahami, maka berbagai aspek dari aliran itu harus dipahami terlebih dahulu, terutama aliran yang menyangkut pengembangan dari pendidikan itu sendiri yaitu aliran rekonstruksionisme yang mana dengan adanya aliran itu terjadi pembaruan pendidikan dari masa – masa.
Dalam makalah ini kami mejelaskan sedikit tentang aliran rekontruksionisme.
PEMBAHASAN
 Pengertian
Kata Rekonstruksionisme berasal dari bahasa Inggris ”reconstruct”, yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan aliran rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.
Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu berawal dari krisis kebudayaan modern. Meskipun demikian, prinsip yang dimiliki oleh aliran ini tidaklah sama dengan prinsip yang dipegang oleh aliran perenialisme . Tetapi sesuai dengan aliran istilah yang dikandungnya, yaitu berusaha membina suatu konsessus yang paling luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia (kembali ke bentuk aslinya)
Untuk mencapai tujuan tersebut, rekonstruksionisme berupaya mencari kesepakatan antar sesame manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya. Maka melalui lembaga dan proses pendidikan, rekonstruksionisme ingin merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru .
 Latar Belakang Aliran rekonstruksionisme
Kehadiran aliran rekonstruksionisme ini dalam pendidikan didorong adanya tuntutan yang menghendaki agar sekolah berperan mengambil bagian dalam membangun masyarakat masa depan. Hal ini dikarenakan masyarakat mengalami kebimbangan, ketakutan dan kebingungan dalam menghadapi perkembangan zaman.
Rekonstruksionisme ini untuk pertama kali dikemukakan oleh Brameld dan Brubaeker yang mengkaji tentang ide pokok rekontruksionisme. Tokoh lain yang mempelopori aliran ini diantaranya adalah George S. Couts .
 Ontologi Aliran Rekontruksionisme
Sesuai dengan namanya, rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha mencari kesepakatan tentang tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tata susunan baru seluruh lingkungannya, dengan kata lain rekonstruksionisme ingin merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru melalui lembaga dan proses pendidikan .
 Epistimologi Aliran Rekontruksionisme
Kajian epistimologi aliran ini lebih merujuk pada pendapat aliran pramatisme (progressive) dan perenialisme. Menurut aliran ini untuk memahami realita memrlukan suatu asas tahu. Maksudnya, kita tidak mungkin memahami realita tanpa mengetahui proses pengalaman dan hubungan dengan realita terlebih dahulu melalui penemuan ilmu pengetahuan. Karenanya, baik indra maupun rasio sama – sama berfungsi membentuk pengetahuan dan akal dibawa oleh panca indera menjadi pengetahuan yang sesungguhnya.
Aliran ini juga berpendapat bahwa dasar dari suatu kebenaran dapat dibuktikan dengan self – evidence, yakni bukti yang ada pada diri sendiri, realita, dan eksistensinya. Dengan kata lain, pengetahuan yang benar buktinya ada di dalam pengetahuan ilmu itu sendiri.
 Aksiologi Aliran Rekontruksionisme
Langkah awal yang diamil oleh alirn rekonstruksionisme yaitu dengan mengadakan Persahabatan Pendidikan Amerika. Prinsip – prinsip yang menjadi landasan kerja yaitu :
1. Memberikan kesempatan pendidikan yang sama kepada setiap anak, tanpa membedakan ras, kepercayaan / latar belakang ekonomi.
2. Memberikan pendidikan tinggi latihan akademik, professional, dan teknikal kepada setiap mahasiswa untuk dapat menyerap dan menggunakan ilmu dan teknologi yang diajarkannya.
3. Membuat sekolah – sekolah Amerika menjadi berperan sangat penting sebagai satu bagian dari kehidupan nasional kita yang akan menarik bagian karena para gurunya adalah laki – laki dan perempuan dari zaman kita yang sangat bersemangat.
4. Menyusun sebuah program pemuda untuk anak – anak muda yang berusia 17 sampai dengan 23 tahun untuk membawa mereka dan sekolah aktif menuju pada partisipasi dalam masyarakat orang dewasa.
5. Mengusahakan penggunaan penuh dari perlengkapan sekolah untuk pertemuan – pertemuan pemuda, kegiatan – kegiatan masyarakat, pendidikan orang dewasa
6. Bekerja sama penuh dengan semua lembaga masyarakat dan lembaga sosial menuju sebuah masyarakat demokratis yang sesunggunya
7. Terus memperluas penelitian dan eksperimentasi pendidikan
8. Mengajak pemimpin masyarakat untuk menjadikan pendidikan sebagai sarana dari masyarakat menjadi bagian dari sekolah.
Langkah berikutnya adalah mengenai kurikulum – kurikulum rekonstruksionisme lebih memusatkan perhatiannya pada problema – problema yang dihadapi masyarakat. Aliran rekonstruksionisme melihat kurikulum sebagai alat untuk mempengaruhi perubahan sosial dan masyarakat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat.
 Macam – macam Aliran Rekontruksionisme
1) Rekonstruksionisme Sosial
George S. Couts menulis bahwa dewasa ini terdapat jurang pemisah yang besar dan sulit dihilangkan, antara peradaban industri dengan adat istiadat, kesetiaan – kesetiaan, pemahaman – pemahaman, dan pandangan kita.
Pada tahun 1932, George S. Couts menerbitkan “The selective character of American secondary education”, ia menyalahkan sekolah – sekolah karena mengabdikan ketidaksamaan – ketidaksamaan yang mencolok berdasarkan garis ras, kelas dan etnik. Ia menegaskan bahwa sekarang ini seolah – olah menengah umum sebagian besar dimasuki oleh anak – anak dari kelas sosial yang lebih baik kemampuan keluarganya. Hal ini memberikan tontonan kepada kita tentang suatu hak istimewa yang sedang dipamerkan atas biaya masyarakat, yang memperlihatkan bahwa kelas – kelas yang berkemampuan lebih baik telah memperoleh kedudukan yang istimewa dalam masyarakat modern. Ia juga menulis buku “Dare the schools build a new social order?”, yang mungkin merupakan karyanya yang paling terkenal. Pertanyaan – pertanyaa didorong oleh masalah sebuah masyarakat yang dilanda kesulitan ekonomi dan masalah – masalah sosial yang sangat besar, pendidikan ditantang untuk lebih memberikan pelayanan sebagai sebuah agen perubahan dari rekonstruksionisme sosial pada mempertahankan status quo dengan ketidaksamaan – ketidaksamaan dan masalah yang terendam didalamnya.
2) Rekonstruksionisme Radikal
John Dewey memandang pendidikan sebagai rekontruksi pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama berlangsungnya pendidikan harus merupakan gambaran kecil dari kehidupan kecil dari masyarakat rekonstruksi radikal memandang pendidikan sebagai alat pembangunan masa depan.
 Pandangan Aliran Rekonstruksionisme tentang Pendidikan
Pandangan aliran rekonstruksionisme tentang pendidikan ini dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu :
1. Teori Pendidikan Aliran Rekonstruksionisme
Menurut aliran rekonstruksionisme teori pendidikan didasarkan kepada hal – hal sebagai berikut :
a. Tujuan pendidikan
- Sekolah rekonstruksionisme berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi, dan politik dalam masyarakat.
- Tugas Sekolah – Sekolah rekonstruksionisme adalah mengembangkan “insinyur – insinyur” sosial, warga Negara yang mempunyai tujuan mengubah secara radikal wajah masyrakat kini.
- Tujuan pendidikan rekonstruksi adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusia dan mengajarkan kepada mereka keterampilan – keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.
b. Metode Pendidikan
Analisis kritis terhadap kerusakan masyarakat dan kebutuhan – kebutuhan pragmatic untuk perbaikan. Dengan demikian menggunakan metode pemecahan masalah, analisis kebutuhan dan penyusunan program aksi perbaikan masyarakat.
c. Kurikulum berisi mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan – kebutuhan masyarakat masa depan. Kurikulum banyak berisi masalah – masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusia, yang termasuk didalamnya masalah – masalah pribadi para peserta didik sendiri, dan program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah untuk aksi kolektif. Struktur organisasi kurikulum terbentuk dari cabang – cabang ilmu sosial dan proses – proses penyelidikan ilmiah sebagai metode pemecahan masalah.
 Pandangan Aliran Rekonstruksionisme tentang Belajar
Pandangan aliran ini terhadap belajar juga dapat dilihat dari beberapa aspek pendidikan, yaitu :
1. Pelajar
Siswa hendaknya dipandang sebagai bungan yang sedang mekar, yang mengandung arti bahwa siswa adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjdai manusia pembangunan masyarakat masa depan.
2. Pengajar
a. Direktur Proyek
Adalah guru yang tugasnya membantu para siswa mengenali masalah – masalah yang dihadapi umat manusia sehingga para siswa merasa terikat untuk memecahkannya.
b. Pemimpin Penelitian
Adalah guru yang tugasnya harus menumbuhkan dalam membantu peserta didik menghadapi kontroversi dan perubahan, guru harus menumbuhkan berpikir yang berbeda – beda sebagai suatu cara untk menciptakan alternatif pemecahan – pemecahan masalah yang menjanjikan keberhasilan.
3. Pengajaran
Pelaksanaaan pengajaran diarahkan untuk meningkatkan kondisi kehidupan sesuai dengan potensi masyarakat.
4. Belajar
Siswa hendaknya belajar dengan tekun dalam menghadapi perkembangan zaman dan kemajuan teknologi agar tujuan dari pendidikan dapat terlaksana.
KESIMPULAN
Jadi munculnya aliran rekonstruksionisme ini didorong adanya suatu tuntutan yang menghendaki agar sekolah berperan mengambil bagian dalam membangun masyarakat masa depan.
Aliran rekonstruksionisme adalah aliran dalam filsafat pendidikan yang berusaha mencari kesepakatan tentang tujuan utama yang dapat mengatur tata susunan baru seluruh lingkungannya, dengan kata lain rekonstruksionisme ingin merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru melalui lembaga dan proses pendidikan.

No comments:

Post a Comment