Thursday 12 November 2009

PERANAN KELUARGA TERHADAP PENDIDIKAN AKHLAK REMAJA DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

Masa remaja sedang berada dalam fase perkembangan yang amat pesat. Fisiknya sudah semakin kuat dan semakin menarik. Masa remaja sudah mulai mampu berfikir abstrak dan memecahkan masalah yang bersifat hipotesis. Emosinnya sedang mengelora sehingga memiliki semangat yang membara. Hubungan sosialnya semakin menunjukkan toleransi kepada orang lain, apalagi dengan sesama kelompok remajanya. Dalam percakapan bahasanya semakin kompleks dan memiliki bahasa khusus dikalangan mereka sendiri, bahkan sekarang sudah ada kamus bahasa gaul remaja yang telah beredar di took-toko buku. Bakat kususnya dapat menunjukan kemampuan luar bias. Mereka sudah menyadari akan pentingnya nilai moral yang dapat dijadikan pegangan hidup.
Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas, mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak,tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk kegolongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja sering kali dikenal dengan fase “ mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Masa remaja masih belum mampu menguasai dan megfungsikan secara maksimal funsi fisik maupun psikisnya. Namun yang perlu di tekankan disi adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa yang amat potensial, baik dilihat dari aspek kongnitif, emosi maupun fisik.
Saya yakin bahwa loyalitas remaja kepada keluarganya lebih dulu ada dari loyalitasnya kepada kelompok teman, dan bahwa loyalitasnya kepada keluarga lebih lebih kuat dan kokoh dari pada loyalitasnya kepada kelompoknya dalam banyak kasus. Misalnya, untuk memuaskan kecenderungan untuk berkumpul, yang tidak di temukanya dalam keluarga.
Masa remaja sangat terikat erat dengan kelompok teman sebayanya atau komunitasnya. Karna di tengah teman-temanya merasakan adanya persamaan persatuan dan persamaan tujuan dan perasaan, sehingga kedekatanya dengan kedua orang tua semakin jauh. Tetapi apabila keluarga besarnya tanggung jawab terhadap anak-anaknya. kedua orang tua bertanggung jawab mendidik, memberi petunjuk dan selalu membiasakan dengan sifat-sifat yang baik. Disamping itu, mereka juga bertanggung jawab memenuhi kebutuhan-kebutuhan intuitif dan mental anak-anaknya. Dalam agama islam melarang atau tidak menerima kalau orantua terlalu memusatkan perhatian mereka kepada salah satu bidang tertentu dengan mengabaikan bidang yang lain, karna akan membawa dampak negatif terhadap bidang yang lain.
Untuk itu agar tercipta remaja muslim yang berakhlak mulia, maka peran keluarga sangatlah penting untuk mewujutkanya. Dalam hal ini, suatu faktor penting yang memegang peranan menentukan dalam kehidupan remaja yakni Agama. Sebab agama adalah latihan akhlak bagi jiwa manusia dan persoalan remaja, maka upaya mengatasinya dapat dilakukan melalui pendidikan akhlak. Karna dalam pendidikan akhlak di titik beratkan pada pembentukan mental remaja agar memiliki pribadi yang bermoral, budi pekerti yang luhur dan bersusila. Dalam proses ini tersimpul indikator bahwa pendidikan akhlak merupakan penuntun bagi remaja untuk memiliki sikap mental dan kepribadian sebaik yang ditujukan Al-Qur’an dan hadits nabi Muhammad saw. Pendidikan akhlak sangat tepat bagi remaja agar didalam perkembangan mentalnya tidak mengalami hambatan dan menyimpang kearah negatif.
Berbicara mengenai penddikan akhlak tidaklah mengenal tempat dan waktu. Untuk itu pendidik, termasuk orang tua harus dapat dijadikan model remaja dalam segala tingkah lakunya.oleh karna itu orang tua sedapat mungkin menghilakin perilaku negative karna akan ditiru anak-anaknya dan kalau suatu saat orang tua melarangnya berbuat tidak baik, anak akan protes jika orang tuanya masih menampilkan perilaku negatif. Paling tidak, jika masih sulit menghilangkanya, jangan sampai memperlihatkan di depan anak remaja.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan utama yang sangat penting atau bahkan tidak ada yang lebih penting dalam kaitanya dengan pendidikan aklak bagi perkembangan remaja anaknya. Unsur-unsur didalam keluarga, seperti konstelasi keluarga, peran sosial dalam keluarga, karakteristik anggota keluarga, kekohesifan keluarga dan gangguan dalam keluarga akan berpengaruh terhadap penyesuaian diri anggotanya.
Untuk itu pendidikan dalam islam mewajibkan orang tua untuk berusaha secara kontinew memperbaiki perasaan-perasaan dan karakter anak-anak mereka yang remaja. Juga membiasakan mereka melakukan kebiasaan-kebiasaan dan etika-etika sosial, agar hal itu membantu mereka beradaptasi atau menyesuaikan diri berperilaku baik dengan angota-angota masyarakat.

No comments:

Post a Comment